Ternyata
Al-Qur’an dapat merangsang tingkat inteligensia (IQ) anak, yakni ketika bacaan
ayat-ayat Kitab Suci itu diperdengarkan dekat mereka. Dr. Nurhayati dari
Malaysia mengemukakan hasil penelitiannya tentang pengaruh bacaan Al-Qur’an
dapat meningkatkan IQ bayi yang baru lahir dalam sebuah Seminar Konseling dan
Psikoterapi Islam sekitar tujuh tahun yang lalu.
Dikatakannya,
bayi yang berusia 48 jam saja akan langsung memperlihatkan reaksi wajah ceria
dan sikap yang lebih tenang. Penulis pun mempunyai seorang keponakan yang lahir
tahun 2002. Entah ada kaitan dengan dengan argumentasi di atas, yang jelas
sebelum umurnya satu tahun, ia sering baru bisa tidur bila di sampingnya
diperdengarkan suara orang mengaji melalui tape recorder.
Seperti
diketahui, dengan mendengarkan musik, detak jantung bayi menjadi teratur. Malah
untuk orang dewasa akan menimbulkan rasa cinta. Hanya arahnya tidak tentu.
Sedangkan Al-Qur’an, selain itu, sekaligus menimbulkan rasa cinta kepada Tuhan
Maha Pencipta. Jadi, bila bacaan Al-Qur’an diperdengarkan kepada bayi, akan
merupakan bekal bagi masa depannya sebagai Muslim, dunia maupun akhirat.
Dalam
musik terkandung komposisi not balok secara kompleks dan harmonis, yang secara
psikologis merupakan jembatan otak kiri dan otak kanan, yang output-nya berupa
peningkatan daya tangkap/konsentrasi. Ternyata Al-Qur’an pun demikian, malah
lebih baik. Ketika diperdengarkan dengan tepat dan benar, dalam artian sesuai
tajwid dan makhraj, Al-Qur’an mampu merangsang syaraf-syaraf otak pada anak..
Neuron
(sel syaraf) pada otak bayi yang baru lahir itu umumnya bak “disket kosong siap
pakai”. Berarti, siap dianyam menjadi jalinan akal melalui masukan berbagai
fenomena dari kehidupannya. Pada gilirannya terciptalah sirkuit dengan wawasan
tertentu. Istilah populernya apalagi kalau bukan “intelektual”. Sedangkan
anyaman tersebut akan semakin mudah terbentuk pada waktu dini..
Neuron
yang telah teranyam di antaranya untuk mengatur faktor yang menunjang kehidupan
dasar seperti detak jantung dan bernapas. Sementara neuron lain menanti untuk
dianyam, sehingga bisa membantu anak menerjemahkan dan bereaksi terhadap dunia
luar.
Selama
dua tahun pertama anak mengalami ledakan terbesar dalam hal perkembangan otak
dan hubungan antar sel (koneksi). Lalu setahun kemudian otak mempunyai lebih
dari 300 trilyun koneksi (links), suatu kondisi yang susah terjadi pada usia
dewasa, terlebih usia lanjut. Makanya para pakar perkembangan anak menyebut
usia balita sebagai 'golden age' bagi perkembangan inteligensia anak..
Memang
bila orangtua tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan jalan membantu dari
belakang, maka tetap tidak akan mempengaruhi kemampuan otak anak dalam
menganyam neuron, karena kesempatan untuk memperkuat koneksi otak terbuka luas
selama masa anak-anak. Tetapi tentu akan semakin baik bila orangtua pun ikut
aktif membantu.
Otak
telah tumbuh jauh sebelum bayi lahir. la telah mulai bekerja yang hasilnya
merupakan benih penginderaan berdasarkan prioritas. Umumnya pendengaran lebih
dulu. Jadi, selama masa itu penting sekali untuk selalu menghadirkan lingkungan
kondusif dan baik bagi perkembangan otaknya. Hilangnya lingkungan ini hanya
akan membuat otak menderita dan menganggur yang gilirannya mempengaruhi tingkat
kecerdasannya.
Dalam
kaitan upaya meningkatkan pribadi Muslim, seyogyanya bayi sudah diperdengarkan
bacaan Al-Qur’an sejak dalam rahim. Jadi, bila ada anjuran kepada ibu-ibu hamil
untuk rajin membaca Al-Qur’an menjelang bersalin, itu ada dasar ilmiahnya juga.
Makin baik dan benar bacaan itu, termasuk lagunya, makin baik hasilnya.
Tujuannya
tentu saja bukan mengajak bayi memahami substansi atau makna kandungan
ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi memperkuat daya tangkap/konsentrasi otak bayi.
Sehingga akan semakin mudahlah ia menghafal ayat-ayat Al-Qur’an beserta
terjemahannya ketika sudah memasuki masa belajar.
Tidak
benar semua agama sama, hanya 1 agama yang benar..Al Qur'an menulis:
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi" (QS.3 Ali 'Imran:85)
Tidak
sempurna iman seorang muslim sampai dia menyayangi muslim lain seperti dirinya
sendiri. Dan salah satu wujud sayang itu ialah amar ma'ruf nahi munkar..