Kebodohan
(jahiliyah/darkness) suatu negeri 'ditandai' dengan bergugurannya
ulama alim (berilmu) lagi cerdas (fatonah) & zuhud..dan bertambah kokohnya
kekuasaan penguasa zalim serta bertambah maraknya motivator duniawi (cinta
dunia, takut miskin & takut mati) & bersekutunya ulama jahil (bodoh)
lagi liberal & wahn (cinta dunia & takut mati) dibawah penguasa zalim..
(A
Sign: Ilmu Kebenaran yang dicabut oleh ALLAH dari ulama)
Suatu
hari Rasulallah SAW pernah berkumpul di hadapan para sahabat. Beliau
menyampaikan satu kalimat yang membuat para sahabat cukup tercengang. Beliau
bertanya tentang apa yang disebut sebagai al wahn. Sahabat pun bertanya-tanya
apa gerangan yang dimaksud al wahn. Rasulallah saw menjawab, “Al wahn adalah
penyakit cinta dunia dan takut mati.”
Al
wahn, pokok persoalan sebenarnya bukan sekedar cinta dunia, tetapi lebih kepada
ketika hati sudah cinta dunia melebihi apapun. Di saat yang sama, al wahn
menyebabkan seorang mukmin takut pada kematian. Oleh karena itu, al wahn
menjelma menjadi sebuah penyakit yang bisa mematikan potensi keimanan. Tidak
hanya itu, bahkan sampai pada potensi amal manusia. Lalu bagaimana agar hati
tidak tertimpa penyakit al wahn. Jawabannya setiap kita harus memiliki satu
sikap sebaliknya, yakni zuhud.
Zuhud
sebagaimana Rasulallah SAW sabdakan dalam bentuk perintah kepada kita,
“Cukupkanlah dirimu terhadap apa yang ada di dunia, niscaya ALLAH akan
mencintaimu. Dan cukupkanlah terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya
engkau akan dicintai oleh manusia.” Al wahn dalam istilah sekarang ini bisa
disebut penyakit materialisme. Jika jiwa manusia sudah tertimpa penyakit
materialisme, apalagi jika secara materi ditopang dengan kekayaan dan
kekuasaan, maka dampak yang paling berbahaya adalah kekuatan kekayaan dan
kekuasaan ini bisa dijadikan sebagai sarana untuk membumihanguskan orang-orang
yang zuhud. Orang yang tertimpa penyakit materialisme atau al wahn cenderung
merasa cemas dan khawatir. Mereka khawatir jika keberadaan orang-orang zuhud di
tengah kehidupan mereka akan mengancam eksistensi mereka.
Dibangkitkannya
para Nabi dan Rasul di tengah-tengah kehidupan umat manusia sesungguhnya
mengajarkan nilai-nilai kezuhudan dan memerangi al wahn..
Zuhud
bukan identik dengan kemiskinan. Zuhud adalah identik dengan kekuatan di mana
mereka menjadikan dunia sebagai ladang amalan sementara orang yang wahn
menjadikan dunia sebagai tujuan amalan..
“Dan
kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan”
(Al Qur'an | Al-Fajr [89] : 20)
Terlalu
Cinta Dunia & Takut Mati
Kehidupan
dunia hanya sementara sebagai musafir
yang berada dalam perjalanan lalu istirahat pada sebuah tempat. Namun tidak
sedikit manusia yang beranggapan tempat istirahat sejenak itulah tujuan
sehingga lupa akan tujuan utamanya.
Diprediksi
oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa nanti pada suatu masa ummat Islam akan dikeroyok
oleh ummat lain sebagaimana mereka menghadapi makanan di atas meja, padahal
jumlahnya mayoritas tapi kekuatannya ibarat buih di atas lautan, mudah hancur.
Saat itu ummat dihinggapi penyakit yang bernama ”wahn” yaitu suatu bakteri yang
meracuni ummat ini sehingga mereka terlalu cinta kepada dunia dan takut akan
kematian.