Diantara fitnah besar yang telah ALLAH
peringatkan bahayanya adalah fitnah dunia. Banyak orang tertipu, terpedaya, dan
hancur karenanya. Bahkan tidak sedikit yang rela menukar iman dan akhiratnya
dengan dunia.
ALLAH Berfirman tentang kefanaan dan ujung
dari kehidupan dunia:
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka
(manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari
langit, maka karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi menjadi subur, kemudian
tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu"
(Al-Qur’an
| Al-Kahfi: 45)
"Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu" (Al-Qur’an | Al-Hadid: 20)
ALLAH mengajarkan kepada kita tentang hina
dan rendahnya kehidupan dunia. Ia hanyalah permainan,
sesuatu yang sia-sia dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak.
ALLAH memberikan perumpamaan seperti hujan
setelah kemarau panjang yang menumbuhkan berbagai tanaman yang hijau lagi
memukau. Para petani senang dan berbangga dengan tanamannya. Namun setelah itu
tanaman-tanaman hijau tadi mengering dan menguning. Sesudah itu rusak dan hancur.
Jika kehidupan dunia seperti itu yakni
tidak kekal (temporary), maka akhirat berbeda. Akhirat merupakan negeri yang
akan mereka datangi. Lalu Allah memperingatkan tentangnya, kalau tidak siksa
yang dahysat maka akhirat itu berisi ampunan dan keridhaan dari temporary.
"Di kala datang hari itu, tidak ada
seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka
ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka
(tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas
(dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali
jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana
terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka
tempatnya di dalam surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi,
kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada
putus-putusnya" (Al-Qur’an
| Huud: 105-108)
Orang Kafir Rakus Dunia
Keindahan
dunia akan menipu orang-orang kafir dan membuat mereka berbangga dengannya
sehingga mereka menjadi orang paling rakus terhadapnya. ALLAH berfirman tentang
mereka:
"Dan sungguh kamu akan mendapati
mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih
loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi
umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan
menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan."
(Al-Qur’an
| Al-Baqarah: 96)
Kerakusan
mereka semakin menjadi-jadi saat mereka jauh dari tauhid dan iman serta
tenggelam dalam kesyirikan, syahwat dan maksiat. Padahal tidaklah apa yang
diberikan kepada mereka dari kenikmatan dunia, kecuali karena hina dan remehnya
dunia di sisi ALLAH dan sebagai fitnah atas mereka.
"Maka janganlah harta benda dan
anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan
(memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan
di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan
kafir" (Al-Qur’an
| Al-Taubah: 55)
"Dan sekiranya bukan karena hendak
menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah Kami
buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang
mereka menaikinya. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah
mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. Dan (Kami
buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu
tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di
sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa" (Al-Qur’an
| Al- Zukhruf:
33-35)
Diriwayatkan
oleh al-Tirmidzi, Nabi SAW bersabda: "Kalaulah
dunia memiliki nilai seberat sayap nyamuk di sisi Allah, maka orang kafir tak
akan diberi minum barang seteguk pun"
Orang Mukmin Menjual Dunia
Kaum
mukminin muwahhidin (ahli tauhid) berbeda dengan orang kafir. Kaum mukminin
tidak rakus terhadap dunia. Mereka rela memberikannya agar mendapat ganti di
akhirat. Bahkan mereka siap menjual
dunia -jiwa (nyawa) & hartanya- dengan akhirat. Mereka korbankan dunia
mereka untuk mendapatkan kenikmatan akhirat yang kekal abadi..
"Dan di antara manusia ada orang yang
mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun
kepada hamba-hamba-Nya"
(Al-Qur’an
| Al-Baqarah: 207)
Mereka
adalah orang-orang mendapat taufiq dari ALLAH sehingga ringan menjual nyawa
mereka dan menyerahkannya untuk mendapat keridhaan ALLAH dan pahala dari-Nya.
Nyawa mereka dihargai murah untuk diserahkan kepada ALLAH untuk diberikan syurga.
ALLAH
Berfirman:
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an"
(Al-Qur’an
| Al-Taubah: 111)
Al-'Imad
ibnu Katsir berkata: " ALLAH Ta'ala mengabarkan bahwa Dia memberi ganti dari
jiwa dan harta benda para hamba-Nya yang beriman dengan surga karena mereka
telah rela mengorbankannya di jalan-Nya. Ini merupakan karunia, kemuliaan dan
kebaikan-Nya." Oleh karenanya al-Hasan al-Bashri dan Qatadah mengatakan:
" ALLAH
telah membeli mereka, demi ALLAH, Dia menghargai mereka sangat mahal"
Al-Hasan
berkata lagi, "Dengarkan jual-beli yang menguntungkan yang telah ALLAH
ajak setiap mukmin melakukan jual-beli ini." Dalam perkataan beliau yang
lain, "Sesungguhnya ALLAH telah memberikan dunia kepadamu maka belilah syurga
dengan sebagiannya"
Pada
intinya, orang beriman lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia.
Untuk mendapatkannya adalah dengan beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya lalu
berjihad di jalan ALLAH dengan harta dan jiwanya. Lalu kenapa masih ada orang
yang bercita-cita masuk syurga tapi masih pelit dengan hartanya dan enggan
berjihad di jalan ALLAH?
Wallahu
Ta'ala A'lam..