Kehidupan
manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui
tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam
barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan
terakhir bagi manusia, syurga atau neraka. Al Qur’an dan Sunnah telah
menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia itu.
Al
Qur’an diturunkan ALLAH SWT kepada Nabi Muhammad SAW berfungsi untuk memberikan
pedoman bagi umat manusia tentang perjalanan (rihlah) tersebut. Suatu rihlah
panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia, tanpa kecuali. Manusia yang
diciptakan ALLAH SWT dari tidak ada menjadi ada akan terus mengalami proses
panjang sesuai rencana yang telah ditetapkan ALLAH SWT.
Saat
ini ada dua teori yang menyesatkan orang banyak. Al Qur’an dengan tegas
membantah teori itu. Pertama, teori yang mengatakan manusia ada dengan
sendirinya. Dibantah Al Qur’an dengan hujjah yang kuat, bahwa manusia ada
karena diciptakan oleh ALLAH SWT. Kedua, teori yang mengatakan manusia ada dari
proses evolusi panjang, yang bermula dari sebangsa kera kemudian berubah
menjadi manusia. Teori ini pun dibantah dengan sangat pasti bahwa manusia
pertama adalah Adam AS. Kemudian selanjutkannya anak cucu Adam AS diciptakan
ALLAH SWT dari jenis manusia itu sendiri yang berasal dari percampuran antara
sperma lelaki dengan sel telur wanita, maka lahirlah manusia.
Rasulullah
SAW semakin mengokohkan tentang kisah rihlatul insan. Disebutkan dalam beberapa
haditsnya. “Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang
musafir” (HR Bukhari)
Dalam
hadits lain: ”Untuk apa dunia itu bagiku? Aku di dunia tidak lebih dari seorang
pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya”
(HR At-Tirmidzi)
1.
Alam Arwah
Manusia
merupakan makhluk terakhir yang diciptakan ALLAH SWT setelah sebelumnya ALLAH
SWT telah menciptakan makhluk lain seperti malaikat, jin, bumi, langit dan
seisinya. ALLAH SWT menciptakan manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi
makhluk yang paling sempurna. Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah
(pemimpin) di muka bumi dan memakmurkannya.
Persiapan
pertama, ALLAH SWT mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu
ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah. ALLAH SWT mengambil sumpah kepada
mereka sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an:
“Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan ALLAH mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)” (Al Qur’an | Al A’raf: 172)
Dengan
kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia sudah memiliki
nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada ALLAH SWT dan agama yang lurus:
“Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (ALLAH); (tetaplah atas) fitrah
ALLAH yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah ALLAH. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” (Al Qur’an | Ar Ruum [30]: 30)
Rasulullah
SAW bersabda: “Setiap anak dilahirkan secara fitrah. Maka kedua orang tuannya
yang menjadikan Yahudi atau Nashrani atau Majusi” (HR. Bukhari)
2.
Alam Rahim
Rihlah
pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40 hari
berupa nutfah, 40 hari berupa ‘alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari berupa
mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin yang
sempurna. Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.
ALLAH
SWT berfirman:
“Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang indah” (Al Qur’an | Al-Hajj: 5)
Rasulullah
SAW bersabda: “Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di
perut ibunya 40 hari nutfah, kemudian ‘alaqoh selama hari yang sama, kemudian
mudghoh selama hari yang sama. Kemudian diutus baginya malaikat untuk meniupkan
ruh dan ditetapkan 4 kalimat; ketetapan rizki, ajal, amal, dan sengsara atau
bahagia” (HR Bukhari dan Muslim)
Seluruh
manusia di dunia apapun kondisi sosialnya diingatkan tentang awal kejadiannya
yang berasal dari benda yang hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita.
Manusia sebelumnya belum dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu
apakah manusia akan bangga, congkak, dan sombong dengan kondisi sosial yang
dialami sekarang jika mengetahui asal muasal mereka?
Setelah
mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup normal
sudah lengkap, seperti indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia
dalam keadaan telanjang. Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
3.
Alam Dunia
Di
dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya
minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya
menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan
sama antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja
menjemput manusia dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi,
sebagian lagi saat masa anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan
dewasa, sebagian lainnya ketika sudah tua bahkan pikun.
Di
dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari ALLAH,
yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh
empat dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi
waktu, yaitu umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah;
dimensi potensi diri sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup,
yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan amal.
ALLAH
SWT telah melengkapi manusia dengan perangkat pedoman hidup agar dalam
menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah telah mengutus rasulNya,
menurunkan wahyu Al Qur’an dan Hadits sebagai penjelas, agar manusia dapat
mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa keraguan. Sayangnya, banyak yang
menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut. Banyak manusia lebih
memperturutkan hawa nafsunya ketimbang menjadikan Al Qur’an sebagai petunjuk
hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.
Maka,
orang yang bijak adalah orang yang senantiasa mengukur
keterbatasan-keterbatasan dirinya untuk sebuah produktifitas yang tinggi dan
hasil yang membahagiakan. Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang
senantiasa sadar bahwa detik-detik hidupnya adalah karya dan amal shalih.
Kehidupannya di dunia sangat terbatas sehingga tidak menyia-nyiakannya untuk
hal-hal yang sepele, remeh apalagi perbuatan yang dibenci (makruh) dan haram.
Dunia
dengan segala kesenangannya merupakan tempat ujian bagi manusia. Apakah yang
dimakan, dipakai, dan dinikmati sesuai dengan aturan ALLAH SWT. atau menyimpang
dari ajaran-Nya? Apakah segala fasilitas yang diperoleh manusia dimanfaatkan
sesuai perintah ALLAH SWT atau tidak? Dunia merupakan medan ujian bagi manusia,
bukan medan untuk pemuas kesenangan sesaat. Rasulullah SAW memberikan contoh
bagaimana hidup di dunia. Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Rasulullah saw. tidur
diatas tikar, ketika bangun ada bekasnya. Maka kami bertanya: “Wahai Rasulullah
SAW, bagaimana kalau kami sediakan untukmu kasur.” Rasululah SAW bersabda:
“Untuk apa (kesenangan) dunia itu? Hidup saya di dunia seperti seorang
pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya”
(HR At-Tirmidzi)
Perjalanan
hidup manusia di dunia akan berakhir dengan kematian. Semuanya akan mati, apakah
itu pahlawan ataukah selebriti, orang beriman atau kafir, pemimpin atau rakyat,
kaya atau miskin, tua atau muda, lelaki atau perempuan. Mereka akan
meninggalkan segala sesuatu yang telah dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan
oleh manusia tidak akan berguna, kecuali amal shalihnya berupa sedekah yang
mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih. Kematian adalah
penghancur kelezatan dan gemerlapnya kehidupan dunia. Kematian bukanlah akhir
kesudahan manusia, bukan pula tempat istirahat yang panjang. Tetapi, kematian
adalah akhir dari kehidupannya di dunia dengan segala yang telah
dipersembahkannya dari amal perbuatan untuk kemudian melakukan rihlah atau
perjalanan hidup berikutnya.
Bagi
orang beriman, kematian merupakan salah satu fase dalam kehidupan yang panjang.
Batas akhir dari kehidupan dunia yang pendek, sementara, melelahkan, dan
menyusahkan untuk menuju akhirat yang panjang, kekal, menyenangkan, dan
membahagiakan. Di syurga penuh dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh
mata, didengar oleh telinga, dan belum terlintas oleh pikiran manusia.
Sementara bagi orang kafir, berupaya menghindar dari kematian dan ingin hidup
di dunia 1000 tahun lagi. Tetapi, sikap itu adalah sia-sia. Utopia belaka.
Karena, kematian pasti datang menjumpainya. Suka atau tidak suka.
4.
Alam Barzakh
Fase
berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana mereka
tinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur adalah
taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia
sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah
termasuk ahli syurga atau ahli neraka. Jika seseorang menjadi penghuni syurga,
maka dibukakan baginya pintu syurga setiap pagi dan sore. Hawa syurga akan mereka
rasakan. Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan
dibukakan untuknya setiap pagi dan sore dan dia akan merasakan hawa panasnya
neraka.
Al-Barra
bin ’Azib menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat Imam Ahmad tentang
perjalanan seseorang setelah kematian. Seorang mukmin yang akan meninggal dunia
disambut ceria oleh malaikat dengan membawa kafan syurga. Kemudian datang
malaikat maut duduk di atas kepalanya dan memerintahkan ruh yang baik untuk
keluar dari jasadnya. Selanjutnya disambut oleh malaikat dan ditempatkan di
kain kafan syurga dan diangkat ke langit. Penduduk langit dari kalangan
malaikat menyambutnya, sampai di langit terakhir bertemu ALLAH dan ALLAH
memerintahkan pada malaikat: “Catatlah kitab hambaku ke dalam ’illiyiin dan
kembalikan kedunia.” Maka dikembalikan lagi ruh itu ke jasadnya dan datanglah
dua malaikat yang bertanya: Siap Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa lelaki yang diutus
kepadamu? Siapa yang mengajarimu? Hamba yang beriman itu dapat menjawab dengan
baik. Maka kemudian diberi alas dari syurga, mendapat kenikmatan di kubur
dengan selalu dibukakan baginya pintu syurga, dilapangkan kuburnya, dan
mendapat teman yang baik dengan wajah yang baik, pakaian yang baik, dan aroma
yang baik. Lelaki itu adalah amal perbuatan nya.
5.
Alam Akhirat (Hari Akhir)
Dan
rihlah berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala rinciannya.
Kehidupan hari akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan total
seluruh alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar, yaitu seluruh
manusia dari mulai nabi Adam AS sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu
tempat. Di sana manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki,
telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat jaraknya sekitar
satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh manusia sesuai dengan
amalnya. Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang
sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam dengan
keringatnya.
Dalam
kondisi yang berat ini manusia berbondong-bondong mendatangi para Nabi untuk
meminta pertolongan dari kesulitan yang maha berat itu. Tetapi semuanya tidak
ada yang dapat menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah SAW yang dapat menolong
mereka dari kesulitan mahsyar. Rasulullah SAW sujud di haribaan ALLAH SWT. di
bawah Arasy dengan memuji-muji-Nya. Kemudian ALLAH SWT berfirman: “Tegakkan
kepalamu, mintalah niscaya dikabulkan. Mintalah syafaat, pasti diberikan”
Kemudian Rasululullah SAW mengangkat kepalanya dan berkata: “Ya Rabb, umatku.”
Dan dikabulkanlah pertolongan tersebut dan selesailah mahsyar untuk kemudian
melalui proses berikutnya.
Peristiwa
berikutnya adalah hisab (perhitungan amal) dan mizan (timbangan amal) bagi
manusia. Ada yang mendapatkan proses hisab dengan cara susah-payah karena
dilakukan dengan sangat teliti dan rinci. Sebagian yang lain mendapatkan hisab
yang mudah dan hanya sekadar formalitas. Bahkan sebagian kecil dari orang
beriman bebas hisab.
Di
antara pertanyaan yang akan diberikan pada manusia di hari Hisab terkait dengan
masalah prinsip dalam hidupnya. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan melangkah
kaki anak Adam di hari kiamat sehingga ditanya 5 hal di sisi ALLAH: tentang
umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang
hartanya dari mana mencarinya, dan ke mana menginfakkannya, dan apa yang
diamalkan dari ilmunya” (HR At-Tirmidzi)
Di
masa ini juga dilakukan proses qishash, orang yang dizhalimi meng-qishash orang
yang menzhalimi.
Kejadian
selanjutnya manusia harus melalui shirath, yaitu sebuah jembatan yang sangat
tipis dan mengerikan karena di bawahnya neraka jahanam. Semua manusia akan
melewati jembatan ini dari mulai yang awal sampai yang akhir. Shirath ini lebih
tipis dari rambut, lebih tajam dari pedang, dan terdapat banyak kalajengking.
Kemampuan manusia melewati jembatan itu sesuai dengan amalnya di dunia. Ada
yang lewat dengan cepat seperti kecepatan kilat, ada yang lewat seperti
kecepatan angin, ada yang lewat seperti kecepatan burung, tetapi banyak juga
yang berjalan merangkak, bahkan mayoritas manusia jatuh ke neraka jahanam.
Bagi
orang-orang yang beriman, akan minum telaga Rasulullah SAW yang disebut
Al-Kautsar. Rasulullah SAW bersabda: “Telagaku seluas perjalanan sebulan,
airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih wangi dari misik, dan gayungnya
sebanyak bintang di langit. Siapa yang meminumnya, maka tidak akan pernah haus
selamanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
6.
Syurga dan Neraka
Pada
fase yang terakhir dari rihlah manusia di hari akhir adalah sebagian mereka
masuk syurga dan sebagian masuk neraka. Syurga tempat orang-orang bertakwa dan
neraka tempat orang-orang kafir. Kedua tempat tersebut sekarang sudah ada dan
disediakan. Bahkan, syurga sudah rindu pada penghuninya untuk siap menyambut
dengan sebaik-baiknya sambutan. Neraka pun sudah rindu dengan penghuninya dan
siap menyambut dengan hidangan neraka. Al Qur’an dan Sunnah telah menceritakan
surga dan neraka secara detail. Penyebutan ini agar menjadi pelajaran bagi
kehidupan manusia tentang persinggahan akhir yang akan mereka diami.
Orang-orang
kafir, baik dari kalangan yahudi, nashrani maupun orang-orang musyrik, jika
meninggal dunia dan tidak bertobat, maka tempatnya adalah neraka. Neraka yang
penuh dengan siksaan. Percikan apinya jika ditaruh di dunia dapat membakar semua
penghuni dunia. Minuman penghuni neraka adalah nanah dan makanannya zaqum (buah
berduri). Manusia di sana tidak hidup karena penderitaan yang luar biasa, dan
juga tidak mati karena jika mati akan hilang penderitaannya. Di neraka manusia
itu kekal abadi.
Orang-orang
beriman akan mendapatkan syurga dan kain sutra karena kesabaran mereka. Dalam
surga mereka duduk-duduk bersandar di atas dipan, tidak merasakan panas
teriknya matahari dan dingin yang sangat. Mereka dinaungi pohon-pohon syurga
dan buahnya sangat mudah untuk dipetik. Mereka juga mendapatkan bejana-bejana
dari perak dan piala-piala minuman yang sangat bening. Mereka akan minum
minuman syurga yang rasanya sangat nikmat seperti minuman jahe yang didatangkan
dari mata air surga bernama Salsabila. Di syurga juga ada banyak sungai yang
berisi beraneka macam minuman, sungai mata air yang jernih, sungai susu, sungai
khamr, dan sungai madu.
Penghuni
syurga akan dilayani oleh anak-anak muda yang jika dilihat sangat indah
bagaikan mutiara yang bertaburan. Syurga yang penuh dengan kenikmatan dan
kerajaan yang besar. Orang beriman di surga memakai pakaian sutra halus
berwarna hijau dan sutra tebal, juga memakai gelang terbuat dari perak dan
emas. ALLAH SWT memberikan minuman kepada mereka minuman yang bersih.
Dan
yang tidak kalah nikmatnya yaitu istri-istri dan bidadari syurga. Mereka
berwarna putih bersih berseri, bermata bulat, pandangannya pendek, selalu gadis
sebaya belum pernah disentuh manusia dan jin. Buah dadanya montok dan segar,
tidak mengalami haidh, tidak nifas, dan tidak buang kotoran.
Puncak
dari semua kenikmatan di surga adalah melihat sang pencipta ALLAH yang Maha
Indah, Sempurna, dan Perkasa. Sebagaimana manusia dapat melihat bulan secara
serentak, begitu juga manusia akan memandang ALLAH secara serentak. Indah,
mempesona, takzim, dan suci. ALLAH Akbar..
ALLAH
akan memasukkan hamba–Nya ke dalam syurga dengan rahmat-Nya, dan syurga adalah
puncak dari rahmat-Nya. ALLAH akan memasukan hamba-Nya ke dalam rahmat (syurga)
berdasarkan rahmat-Nya juga. Disebutkan dalam hadits shahih: “Sesungguhnya
ALLAH SWT memiliki 100 rahmat. Diturunkan (ke dunia) satu rahmat untuk jin,
manusia, dan binatang. Dengan itu mereka saling simpati dan kasih sayang.
Dengan satu rahmat itu pula binatang buas menyayangi anaknya. Dan ALLAH SWT
menyimpan 99 rahmat bagi hamba-Nya di hari kiamat” (Muttafaqun alaihi)
Maka,
sejatinya nikmat syurga itu jauh dari apa yang dibayangkan manusia. Rasulullah
SAW bersabda: “ALLAH SWT berkata, “Aku telah siapkan bagi hambaKu yang shalih
sesuatu yang belum dilihat mata, belum didengar telinga, dan belum terlintas
pada hati manusia” (Muttafaqun ‘alaihi)
Apakah
akan kita hanya berpuas diri dengan mengejar satu rahmat ALLAH yang dibagi-bagi
untuk seluruh penduduk dunia, sementara kita melalaikan 99 rahmat yang tersisa?
Semoga kita termasuk dari sedikit orang yang berpikir. Aamiin..
Sumber:
dakwatuna.com