Istilah
dzikir berasal dari bahasa Arab, dzakara-yadzkuru-dzikr. Artinya menyucikan dan
memuji (ALLAH); ingat, mengingat, peringatan; menutur; menyebut; dan
melafalkan.
Di
dalam AlQuran (yang juga disebut Adz-Dzikra) kita dapat menjumpai kata itu dalam
berbagai bentuknya lebih dari 280 kali dengan beragam makna.
Dzikir
secara istilah berarti mengingat dan menyebut ALLAH. Seseorang yang mengingat ALLAH
maka lisannya terus menyebut ALLAH. Dan, hatinya juga terus mengingat ALLAH.
Mengingat
gerak hati sedangkan menyebut gerak lisan. Karena itu, dzikir bisa dilakukan
dengan hati (mengingat), bisa pula dengan lisan (mengucap). Perpaduan keduanya
akan mengantarkan pada makna khusyu’.
Berdzikir
kepada ALLAH merupakan kesibukan yang terbaik, dan cara yang paling utama bagi
seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada ALLAH yang MahaSuci dan MahaTinggi.
ALLAH memerintahkan hamba-Nya untuk berdzikir, karena dengan berdzikir maka
kita banyak sekali mendapatkan manfaatnya dan keutamaannya.
“Ingatlah
kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku,
dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (AlQur'an | Al Baqarah [2] : 152)
"Dan
sebutlah (Nama) Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut
(pada siksaan-Nya), serta tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan sore hari.
Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai" (Al Qur'an | Al A'raaf
: 205)
“Maka
apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah ALLAH di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring” (Al Qur'an | An Nisa [4] : 103)
"Hai
orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama) ALLAH, dzikir
yang sebanyak-banyaknya" (Al
Qur'an | Al-Ahzaab [33] : 41)
"laki-laki
dan perempuan yang banyak menyebut (nama) ALLAH, ALLAH telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar" (Al Qur'an | Al Ahzaab : 35)
“Hanya
dengan mengingat ALLAH-lah hati menjadi tenang”
(Al Qur'an | Ar Ra'd [13] : 28)
“Dan
sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut
(pada siksaan-Nya), tidak mengeraskan suara, di pagi dan sore hari. Dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (Al Qur'an | Al A’raf: 205)
“Dan
sebutlah (nama) ALLAH sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung” (Al Qur'an | Al
Anfal : 45)
“Hai
orang-orang yang beriman berdzikirlah yang banyak kepada ALLAH (dengan menyebut
nama-Nya)” (Al Qur'an | Al Ahzaab : 41)
“Dan
sesungguhnya mengingat ALLAH adalah lebih besar (keutamaannya)” (Al Qur'an | Al
'Ankabut : 45)
“Sungguh
berbahagia orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh merugi orang yang justru
mengotorinya” (Al Qur'an | Asy Syams : 9-10)
“Dan
ingatlah Rabbmu di dalam hatimu dengan penuh perendahan diri, merasa takut, dan
tanpa mengeraskan suara di waktu pagi ataupun di waktu sore. Dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai” (Al Qur'an | Al A’raaf : 205)
Rasulullah
saw bersabda:
"Maukah
kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Raja-mu (ALLAH),
dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak,
dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal
lehernya atau mereka memenggal lehermu?" Para Sahabat yang hadir berkata:
"Mau (wahai Rasulullah)!" Beliau bersabda: "Dzikir kepada ALLAH
Yang Mahatinggi" (HR At-Tirmidzi no 3377, Ibnu Majah no 3790)
Dalam
salah satu kesempatan Nabi menyatakan bahwa Beliau lebih menyukai ahli dzikir
daripada ahli sedekah:
"Jika
ada seseorang yang memiliki uang banyak di tempatnya lalu ia
membagi-bagikannya, dan ada orang lain yang menibukkan diri dengan dzikrullah, maka orang yang berdzikir
kepada ALLAH itu adalah yang lebih utama"
“Perumpamaan
orang yang berdzikir pada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir pada-Nya,
adalah seperti orang hidup dengan orang mati” (HR Bukhari No 5928, Muslim No
1299)
Dari
Mu’adz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda: “Ahli syurga tidak akan menyesal (apapun di dunia ini) kecuali satu
hal, atas waktu yang telah mereka lalui tanpa dzikrullah (berdzikir kepada ALLAH)
didalamnya“ (HR Thabrani, Baihaqi)
“Maka
sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah
pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu
merasa senang” (Al Qur'an | Thaahaa [20] : 130)
Kalimat tamjid (memuliakan dan
mengagungkan ALLAH):
SubhanALLAH,
Walhamdulillah, Walailaha illALLAH, WALLAHu Akbar
(Maha
Suci ALLAH, segenap puji bagi ALLAH, tiada Tuhan melainkan ALLAH dan ALLAH
adalah Maha Besar) TASBIH (Mensucikan ALLAH), TAHMID (Memuji ALLAH), TAHLIL (Mengesakan
Alllah), TAKBIR (Mengagungkan ALLAH)
Dengan berzikir
kepada ALLAH maka hati akan menjadi hidup. Dzikir adalah amalan istimewa dan merupakan
media yang membuat kehidupan Nabi dan para sahabat benar-benar hidup. Beberapa
manfaat Dzikir:
-
Orang yang berdzikir dekat dengan ALLAH
-
Suara orang yang berdzikir dikenal di langit tertinggi
-
Pahala berdzikir sama dengan berinfak dan berjihad dijalan ALLAH
-
Menyinari wajah dan hati
-
Pembuka semua pintu ilmu
-
Menghidupkan hati
-
Melembutkan hati
-
Membersihkan hati
-
Mendekatkan kepada ahirat dan menjauhkan dari dunia
-
Dzikir adalah bunga dan pohon surga
-
Dengan dzikir rumah-rumah surga dibangun, dan kebun-kebun surga ditanami
tumbuhan dzikir
Dzikirlah
sebanyak-banyaknya
Ketika
anda berdzikir, manakah yang lebih diperhatikan : hitungannya atau ALLAH-nya?.
Seringkali kita tidak sadar, ketika berdzikir, kita terlalu memperhatikan
jumlah hitungan yang harus dicapai. Seolah-olah jumlah hitungan itu sangat
penting sehingga kalau meleset, gugurlah pahala dzikir kita. Kita menjadi lupa,
bahwa tujuan berdzikir adalah untuk mengingat ALLAH bukan menghitung bacaan.
“Hai
orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) ALLAH, dzikir
yang sebanyak-banyaknya” (AlQur'an |
al Ahzab 33 : 41)
“Maka
apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah ALLAH di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. (AlQur'an | an Nisaa' 4 : 103)
Kesemuanya
mengajarkan dzikir tanpa hitungan, sebanyak-banyaknya
dan setiap saat.