Jadilah
kalian hamba-hamba ALLAH sejati yang meletakkan dunia di tanganmu serta akhirat
di hatimu, sungguh amat merugi dan tercela orang-orang yang menjadikan dunia di
hatinya hingga melupakan kehidupan yang kekal dan abadi yaitu akhiratnya.
ALLAH
Subhanahu wa Ta'aala Berfirman :
"Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan
dimasukkan ke dalam Surga maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia ini
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" (QS. Ali 'Imraan
[3] : 185)
Dari
Zaid bin Tsabit radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata,
Rasulullah
saw bersabda:
"Barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah
dunia, maka ALLAH akan memcerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di
kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya.
Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, ALLAH akan
mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan hina"
(Shahiih,
HR. Ahmad, V/183, Ibnu Majah, no. 4105, Ibnu Hibbaan, no. 72, dan al-Baihaqi,
VII/288, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 950)
'Ali
bin Abi Thaalib radhiyallaahu ta'aala 'anhu berkata,
"Sesungguhnya dunia alam pergi meninggalkan
kita, sedangkan akhirat pasti akan datang. Masing-masing dari dunia dan akhirat
memiliki anak-anak, karenanya, hendaklah kalian menjadi anak-anak akhirat dan
kalian jangan menjadi anak-anak dunia, karena hari ini adalah hari amal tanpa
hisab (di dalamnya), sedang kelak adalah hari hisab tanpa amal (di dalamnya)"
(Diriwayatkan
oleh al-Bukhari dalam Shahiih-nya, kitab ar-Riqaaq, bab Fil Amali wa Thuulihi,
XI/235, Fat-hul Baari, Jaami'ul 'Uluum wal Hikam, II/378)
Rasulullah
saw telah mengkhabarkan kepada kita bahwa sesungguhnya kehidupan dunia adalah
kehidupan yang sementara, ia adalah
kehidupan yang semu, berlomba-lomba
akan banyaknya harta, anak dan jabatan yang pada akhirnya mereka akan menjadi
fitnah dan ujian yang akan memasukkan mereka ke dalam api neraka. Begitu pula
bahwa hakikat dari dunia ini beserta yang ada di dalamnya adalah terlaknat dan
melalaikan kecuali empat hal:
Dari
Abu Hurairah radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata, Rasulullah saw bersabda,
"Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat
dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada ALLAH dan ketaatan
kepada-Nya, orang berilmu, dan orang yang mempelajari ilmu (syar'i)"
(Shahiih,
HR. At-Tirmidzi, no. 2322, Ibnu Majah, no. 4112, dan Ibnu 'Abdil Barr dalam
Jaami' Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlihi, I/135, no. 135, Shahiih at-Targhiib wat
Tarhiib, no. 74, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 2797)
Dari
Jabir bin 'Abdillah radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata,
"Bahwa
Nabi saw berjalan melewati pasar saat banyak orang berada di pasar tersebut.
Beliau saw berjalan melewati seekor anak kambing jantan yang kedua telinganya
cacat (kecil) dan telah mati. Sambil memegang telinga anak kambing tersebut
beliau saw bersabda,
"Siapa
diantara kalian yang suka (mau) membeli (banggkai) anak kambing ini seharga
satu dirham?"
Orang-orang
berkata,
"Kami
sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat
dengannya?"
Kemudian
beliau saw bersabda,
"Apakah
kalian suka jika ini menjadi milik kalian dengan cuma-cuma?"
Orang-orang
berkata,
"Demi
ALLAH, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya
kecil, apalagi ia telah mati?"
Lalu
beliau saw bersabda,
"Demi
ALLAH, sungguh, dunia ini lebih hina bagi ALLAH daripada bangkai anak kambing
ini bagi kalian."
(Shahiih,
HR. Muslim, no. 2957)
Di
dalam al-Qur-an maupun di Hadits Nabi saw sama sekali tidak pernah memuji dunia, karena memang dunia adalah tempat persinggahan yang sementara ia
tempat untuk beramal hingga nanti tempat yang kekal abadi adalah akhirat.
Dari
al-Mustaurid al-Fihri radhiyallaahu ta'aala 'anhu, ia berkata,
Rasulullah
saw bersabda,
"Demi ALLAH! Tidaklah dunia dibandingkan
akhirat melainkan seperti salah seorang dari kalian yang mencelupkan jarinya
-Yahya (perawi hadits) berisyarat dengan jari telunjuknya- ke laut, maka
lihatlah apa yang dibawa jarinya itu?"
(Shahiih,
HR. Muslim, no. 2858, dan Ibnu Hibbaan, no. 4315 at-Ta'liiqaatul Hisaan)
“Dan
mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu
(dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)” (QS
Ar-Ra'du : 26)
“Apakah
kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal
kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat
hanyalah sedikit” (QS At-Taubah : 36)
“Tetapi
kamu memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan
lebih kekal” (QS Al-A'la : 16-17)
“Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”
(QS Al-‘Ankabut: 64)
“Dan
tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main main dan
sendau gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia” (QS. Al An'aam [6]
: 70)
“Kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS Ali Imran
3:185)
"Dan
janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami
kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh
kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka
azab yang menghinakan" (QS Ali Imron : 178)
"Demi
ALLAH, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari
kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya
jika ia keluarkan dari laut?" (HR Muslim no 2868)
Karena
itu jadilah hamba-hamba ALLAH yang menjadikan akhirat di hatimu.
Dunia
di tanganku dan akhirat di hatiku..