Al Qur'an = Manual Book Manusia


Tanpa Manual Book, manusia tak akan ada toleransi, semua akan saling sikut, berebut cepat, dan tatanan aturan akan kembali ke hukum rimba.. Manusia menjadi serigala bagi manusia yang lainnya. Siapa kuat dia yang menang. tanpa ada batasan, manusia akan melampaui batas..

Kita butuh pedoman Al Qur'an untuk melintasi perjalanan panjang menuju akhirat: “...sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara), dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.'' (Al Qur'an | Al Mu’min [40] : 39)

''...dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” Wa hudaw, wa rahmataw, wa busyra lil muslimin… (Al Qur'an | An Nahl [16] : 89)

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah ALLAH dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada ALLAH (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada ALLAH dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (Al Qur'an | An Nisaa [4] : 59)

Oleh karena itu mari kita berjalan bersama-sama mengikuti Manual Book ALLAH SWT, agar kita tidak tersesat dan selamat dalam perjalanan sampai tujuan. Jangan lupa “utamakan selamat”.. Insya ALLAH

Al Qur’an (Manual Book) 
Dalam dunia teknologi informasi dan komputerisasi istilah trial and error sangat akrab di telinga. Jika seseorang mencoba sesuatu tanpa tahu petunjuknya, dia akan terus-menerus mencoba lalu dia akan tahu setelah menemukan kegagalan demi kegagalan..

Istilah ini disebut trial and error. Mencoba dan gagal, jika kita terus mencoba akhirnya kita tahu bagaimana seharusnya sistem beroperasi atau bagaimana operasi sistem yang seharusnya..
Tetapi bagaimana dengan yang beresiko tinggi (high risk)? 

Sebaiknya sebelum kita memulai, kita membuka terlebih dahulu manual book (buku petunjuk pelaksanaan) atau tatacara operasi sebuah software atau hardware agar terhindar dari pemborosan waktu (wasting time) bahkan terjadinya kerusakan fatal terhadapnya..

Begitu pula dengan hidup dan kehidupan.. sangatlah berisiko bila kita melakukan trial and error terus-menerus sampai mencapai hakekat dari kebenaran..

Sudah ada tuntunan Agama, tetapi seringkali banyak orang beralasan belum mendapatkan hidayah. Sedangkan hidayah terambil dari kata huda yang dapat diartikan dengan petunjuk itu sudah ada sebelumnya..

Karena sesungguhnya ALLAH telah memberikan petunjuk (manual book) lewat Al-Qur’an. Hanya saja seringkali kita tidak mau membacanya, membuka petunjuknya, membaca manual book dari sebuah sistem kehidupan..

“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberi petunjuk” (Al-Qur'an | Adh Dhuha [93]:7)

Yang dimaksud dengan bingung dari ayat diatas adalah kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal..

Lalu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw sebagai jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan akhirat..

Tetapi banyak orang lebih sering memilih untuk melakukan trial and error dalam menjalani kehidupan, membuat perhitungan-perhitungan sendiri, merumuskan analisa dan prediksi premis yang terkadang tidak berdasar, kemudian menetapkan hukum-hukum tanpa disandarkan kepada aturan yang Haq (Al-Qur’an).

Wahyu yang pertama turun dalam Al-Qur'an adalah:
“Bacalah, dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan” (Al-Qur'an | Al Alaq 96 : 1)
Pesan ini sangat penting (urgent) agar manusia menggunakan seluruh perangkat indra yang dianugerahkan oleh ALLAH kepada kita seperti: penglihatan, pendengaran, hati dan akal secara optimal.. 

Iqra’ dari kata qoro’a dapat diartikan dengan menghimpun.. perintah menghimpun seluruh informasi yang ada di jagat raya dengan dihubungkan kepada “bi ismi Rabb” atas nama Rabb, Allah Yang Menciptakan, Yang  Menyempurnakan, Yang Menetapkan Ketentuan, Yang Memberi Petunjuk..

Dengan ilmu iqra’ kita bisa menjadi cerdas, berpengetahuan dan berwawasan luas..

Bacalah” atau ilmu iqra’ juga membuka jalan kearah lingkungan ilmiah..Rasullullah saw tidak mengumbar “kesaktian” sebagaimana Beliau tetap berdarah keningnya ketika berperang.. Islam membuka spirit berpikir yang merupakan ruh dari intelektual..

Islam adalah agama yang logis jika logika kita di-selaras-kan dengan Al-Qur’an sebagai dasar pedoman/petunjuk (manual book)..

Misalnya, jika kita ingin menggunakan smartphone yang sangat canggih, kita sebaiknya membaca manual book (buku petunjuk) penggunaan agar smartphone tersebut dapat berfungsi maksimal.. jika kita hanya memakai sistem trial and error, apakah tidak akan merusak kecanggihan alat smartphone tersebut?

Dengan logika yang sama, apakah kita sebagai manusia yang diciptakan ALLAH akan bisa berfungsi maksimal tanpa manual book (buku petunjuk) Al-Qur’an?