"Cintailah makhluk karena ALLAH.. engkau tidak akan pernah bisa mencintai ALLAH karena makhluk" (Tasawwuf)
aku cinta ka'bah dan masjid bukanlah karena batu dan bangunannya tapi karena Rumah ALLAH
aku cinta AlQur'an bukanlah karena naskahnya tapi karena Kalam (Perkataan) ALLAH
aku cinta Rasulullah saw karena Baginda adalah Kekasih ALLAH
karena cinta ku ini asalnya dari cinta ku karena ALLAH
"Aku menyembah ALLAH semata-mata karena cinta dan rindu kepada Nya" (Imam Al Ghazali dalam kitab Al Mahabbah wa al Syawq wa al Uns wa al Ridha)
Tasawwuf lebih menekankan ibadah berdasarkan "Kecintaan Kepada ALLAH" (Mahabbatullah) dibandingkan ibadah yang semata-mata hanya memenuhi hukum fiqih (syariat), jadi yang mendapat penekanan utama adalah "hati" (qalbu) manusia sebagai tempat bersarangnya cinta, bukan pada tampilan lahiriah manusia: “ALLAH tidak melihat rupa (wajah) mu, tapi ALLAH melihat hati (qalbu) mu”
Mahabbatullah (Cinta Ilahi) adalah "puncak tertinggi" (top level) diatas semuanya dan merupakan tingkatan (maqam) tertinggi dalam tasawwuf.
“Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk ALLAH, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi Nya” (AlQur’an | Al An’am [6] : 162-163)
Aqidah tauhid harus dimaknai secara komprehensif dan menjadi komitmen teologis Muslim yang tercermin dalam: "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in" (Hanya kepada Engkau kami menyembah, dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan). Muslim tidak boleh melakukan "perselingkuhan teologis" (syirik) !
Hidupku kupersembahkan kepada: "(Tuhan semesta alam, yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku" (AlQur’an | Asy Syu'araa' [26] : 78)
Palingkan hati mu pada dunia yang engkau cintai
Tidak lah cinta sejati itu kecuali pada cinta pertama mu
Yaitu ALLAH
Bagi hati yang dipenuhi cinta, maka tidak ada yang terasa lebih indah selain ALLAH Yang Maha Indah. Hati yang penuh dengan keindahan lah yang mudah mencapai cinta Nya.