Nabi Muhammad SAW bersabda, "Menuntut ilmu adalah wajib
bagi setiap Muslim" (HR Ibnu Majah)
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran” (QS al-Zumar [39]: 9)
Bahkan dalam sejarah, tidak ditemukan suatu
agama yang mendorong pemeluknya untuk mencari ilmu—bahkan sejak dini—kecuali
agama Islam. Karena itulah, dalam lintasan sejarah ribuan orang telah menjadi
ulama justru saat anak-anak. Pada masa Rasulullah SAW masih hidup, misalnya,
Ibnu Abbas ra telah hafal Alquran pada usia 10 tahun. Imam Syafi'i telah hafal
Alquran pada usia 7 tahun dan telah mampu berfatwa dalam usia 15 tahun. Imam
al-Bukhari mulai menghafal hadits ketika duduk di bangku madrasah dan mengarang
kitab At-Tarikh pada usia 18 tahun.
“ALLAH mengangkat derajat orang-orang yang
beriman dan berilmu beberapa derajat” (QS al-Mujadalah [58] : 11)
Imam al-Ghazali menukil perkataan Yahya bin
Mu'adz mengenai keutamaan ulama, "Para ulama itu lebih sayang kepada umat
Muhammad saw daripada ayah dan ibu mereka sendiri" Ditanyakalah kepadanya,
"Mengapa bisa demikian?" Ia
menjawab, "Karena para ayah
dan ibu itu hanya menjaga anak-anak mereka dari neraka dunia, sedangkan para
ulama itu menjaga mereka dari neraka akhirat" (Ihya' ‘Ulum ad-Din, I/11)
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang
kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan
jawabannya." (QS Al-Isra’ : 36)
"Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan (para ulama) jika kamu tidak mengetahui" (An-Nahl:
43)
”Dan janganlah kamu mencampur adukkan antara
yang haq dengan yang bathil, dan janganlah kamu sembunyikan yang haq, sedang
kamu mengetahui” ( QS Al-Baqarah : 42)
Dengan paham agama inilah seseorang akan
dianugerahi ALLAH kebaikan, terserah dia adalah dokter, engineer, pakar IT dan
lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ALLAH kehendaki
mendapatkan seluruh kebaikan, maka ALLAH akan memahamkan dia tentang agama”
(HR. Bukhari no 71 dan Muslim no 1037)
Yang diwarisi oleh para Nabi bukanlah harta,
namun ilmu diin. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan
dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang
mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak” (HR Abu
Dawud no. 3641 dan Tirmidzi no. 2682)