Hakikat Zuhud : Jika Diberi Kami Berbagi



Imam Ja'far Shadiq ra (cicit Rasulullah saw, dan guru langsung dari Imam Malik dan Imam Abu Hanifah, juga guru tidak langsung dari Imam Syafi'i dan Imam Hambali) bertanya kepada seorang sufi tentang hakikat zuhud, orang sufi itu menjawab:

"Jika kami diberi (oleh ALLAH), kami bersyukur, dan jika kami tidak diberi, kami bersabar"

Lalu Ja'far Shadiq ra berkata, "Itu sama dengan syukurnya anjing yang ada di jalanan.. coba perhatikan kelakuan anjing, anjing itu sangat patuh sama majikannya, bila dikasih makan dia bersyukur (dengan menggerak-gerakkan ekornya sebagai tanda syukurnya), namun jika ia tidak diberi makan, ia bersabar (diam).. zuhud itu lebih tinggi daripada sabar”

Lalu sufi itu bertanya kepada Ja'far Shadiq ra, "Lalu apa arti zuhud menurut anda?"

Ja'far Shadiq ra menjawab:

"Jika kami diberi (oleh ALLAH), kami membagi-baginya, dan jika kami tidak diberi, kami bersyukur"

Seorang guru tasawuf mengartikan maksud bersyukur adalah berterima kasih karena telah diberi keringanan tugas (istirahat) untuk tidak membagi-bagi kepada orang lain.. inilah makna zuhud menurut Imam Ja'far Shadiq ra.. ketika tidak mendapatkan apa yang kita inginkan maka kita bersabar sambil mensyukurinya, karena dibalik ketiadaan itu ada kebaikan yang lebih dari ALLAH..

Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata:

“Ketika do'a ku dikabulkan aku bersyukur, ketika tidak dikabulkan aku lebih bersyukur.. karena bila dikabulkan berarti itu adalah keinginanku, bila tidak dikabulkan itu adalah keinginan ALLAH”