“Aku bisa berdoa
kepada ALLAH untuk menyembuhkan butamu dan mengembalikan penglihatanmu. Tapi
jika kamu bisa bersabar dalam kebutaan itu, kamu akan masuk surga. Kamu pilih
yang mana?”
Itu dialog Nabi Muhammad saw dengan seorang wanita buta yang datang mengadukan kebutaannya kepada Beliau, dan meminta didoakan agar ALLAH mengembalikan penglihatannya. Dialog yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas itu berujung dengan pilihan yang begitu mengharukan: "Saya akan bersabar, dan berdoalah agar ALLAH tidak mengembalikan penglihatanku."
Beliau juga bisa menyembuhkan seperti Nabi Isa as, tapi Beliau menawarkan pilihan lain: bersabar. Sebab kesabaran adalah karakter inti yang memungkinkan kita survive dan bertahan melalui seluruh rintangan kehidupan. Kesabaran adalah karakter orang kuat. Sebaliknya, tidak ada jaminan bahwa dengan bisa melihat, wanita itu akan bisa melakukan lebih banyak amal saleh yang bisa mengantarnya ke Syurga. Tapi di sini, kesabaran itu adalah jalan pintas ke Syurga. Selain itu, penglihatan adalah fasilitas yang kelak harus dipertanggungjawabkan di depan ALLAH, karena fasilitas berbanding lurus dengan beban dan pertanggungjawaban. Manusia lebih bisa lulus dalam ujian kesulitan yang alatnya adalah sabar ketimbang ujian kebaikan yang alatnya adalah syukur.
Nabi Muhammad saw juga berperang seperti Nabi Musa as. Bahkan Malaikat Jibril pun pernah meminta Beliau menyetujui untuk menghancurkan Thaif. Tapi beliau menolaknya. Sembari darah bercucuran dari kakinya Beliau malah balik berdoa: "Saya berharap semoga ALLAH melahirkan dari tulang sulbi mereka anak-anak yang akan menyembah ALLAH"
Nabi Muhammad saw bisa menyembuhkan seperti Nabi Isa as. Juga bisa membelah laut seperti Nabi Musa as. Bahkan bulan pun bisa dibelahnya. Nabi Muhammad saw punya dua jenis kekuatan itu: soft power dan hard power. Nabi Muhammad saw mempunyai semua mukjizat yang pernah diberikan kepada seluruh Nabi dan Rasul sebelumnya. Tapi Beliau selalu menghindari penggunaannya sebagai alat untuk meyakinkan orang kepada agama yang dibawanya. Beliau memilih kata. Karena itu mukjizatnya adalah kata: Al-Qur'an. Karena itu sabdanya pun di atas semua kata yang mungkin diciptakan semua manusia.
Itu karena kata bisa menembus tembok penglihatan manusia menuju pusat eksistensi dan jantung kehidupannya: akal dan hati nya. Jauh lebih dalam daripada apa yang mungkin dirasakan manusia yang kaget terbelalak seketika menyaksikan laut terbelah, atau saat menyaksikan orang buta melihat kembali.
Itu dialog Nabi Muhammad saw dengan seorang wanita buta yang datang mengadukan kebutaannya kepada Beliau, dan meminta didoakan agar ALLAH mengembalikan penglihatannya. Dialog yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas itu berujung dengan pilihan yang begitu mengharukan: "Saya akan bersabar, dan berdoalah agar ALLAH tidak mengembalikan penglihatanku."
Beliau juga bisa menyembuhkan seperti Nabi Isa as, tapi Beliau menawarkan pilihan lain: bersabar. Sebab kesabaran adalah karakter inti yang memungkinkan kita survive dan bertahan melalui seluruh rintangan kehidupan. Kesabaran adalah karakter orang kuat. Sebaliknya, tidak ada jaminan bahwa dengan bisa melihat, wanita itu akan bisa melakukan lebih banyak amal saleh yang bisa mengantarnya ke Syurga. Tapi di sini, kesabaran itu adalah jalan pintas ke Syurga. Selain itu, penglihatan adalah fasilitas yang kelak harus dipertanggungjawabkan di depan ALLAH, karena fasilitas berbanding lurus dengan beban dan pertanggungjawaban. Manusia lebih bisa lulus dalam ujian kesulitan yang alatnya adalah sabar ketimbang ujian kebaikan yang alatnya adalah syukur.
Nabi Muhammad saw juga berperang seperti Nabi Musa as. Bahkan Malaikat Jibril pun pernah meminta Beliau menyetujui untuk menghancurkan Thaif. Tapi beliau menolaknya. Sembari darah bercucuran dari kakinya Beliau malah balik berdoa: "Saya berharap semoga ALLAH melahirkan dari tulang sulbi mereka anak-anak yang akan menyembah ALLAH"
Nabi Muhammad saw bisa menyembuhkan seperti Nabi Isa as. Juga bisa membelah laut seperti Nabi Musa as. Bahkan bulan pun bisa dibelahnya. Nabi Muhammad saw punya dua jenis kekuatan itu: soft power dan hard power. Nabi Muhammad saw mempunyai semua mukjizat yang pernah diberikan kepada seluruh Nabi dan Rasul sebelumnya. Tapi Beliau selalu menghindari penggunaannya sebagai alat untuk meyakinkan orang kepada agama yang dibawanya. Beliau memilih kata. Karena itu mukjizatnya adalah kata: Al-Qur'an. Karena itu sabdanya pun di atas semua kata yang mungkin diciptakan semua manusia.
Itu karena kata bisa menembus tembok penglihatan manusia menuju pusat eksistensi dan jantung kehidupannya: akal dan hati nya. Jauh lebih dalam daripada apa yang mungkin dirasakan manusia yang kaget terbelalak seketika menyaksikan laut terbelah, atau saat menyaksikan orang buta melihat kembali.