Akhirat Mulia dan Kekal

“Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” | alQur’an 6:32 |

“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, Maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi ALLAH adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka Apakah kamu tidak memahaminya?” | alQur’an 28:60 |

“Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun” | alQur’an 4:77 |

“Dan mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)”
| alQur’an 13:26 |

“Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit” | alQur’an 9:38 |

“Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal” | alQur’an 87:16-17 |

Dunia akan pergi, akan sirna dan berakhir, adapun surga kenikmatan akhirat yang abadi dan kekal.

Dunia adalah kesenangan yang sedikit, rendahan, dan ujungnya adalah fana dan sirna, adapun surga kenikmatan yang abadi, tanpa ada kesudahannya, tidak akan pernah berakhir.

"Demi ALLAH, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?" | HR Muslim no. 2868 |

Maka apakah tidak berfikir tentang hakekat dunia seseorang yang mendahulukan sedikitnya dunia yang akan berakhir di atas mulianya akhirat dan bagiannya yang tinggi?

Tak ada keberuntungan melebihi orang yang memperoleh petunjuk ALLAH, berusaha menjauhkan diri dari tipu daya dunia. Orang mukmin tidak boleh silau memandang dunia. Dunia, seperti dikatakan Ghazali, hanyalah kendaraan. Jangan sampai karena indahnya aksesori kendaraan, tujuan perjalanan (akhirat) menjadi terlupakan. Karena tertipu daya tarik dunia, banyak orang mengalami disorientasi, yaitu gangguan kejiwaan lantaran mempertuhankan harta dan takhta.